Dulu pas kuliah, gw terinspirasi sama sapi. Mereka makan rumput, bisa diubah jadi daging dan susu dengan sistem pencernaan yang luar biasa. Lambung mereka terdiri dari empat kompartemen yang beda-beda, masing-masing punya fungsi yang beda pula. Tapi gw ngga ceritain tentang mereka, hanya inspirasinya aja.
Jaman krismon waktu kuliah di kota pelajar itu. Duit bulanan dari ortu pas-pasan banget memancing ide kreatif gw untuk menghemat pengeluaran. Rokok tetap jalan, dan ada ceritanya neh tentang usaha gw berhenti ngerokok, lain waktu ceritanya.
Biaya makanlah yang jadi sumber penghematan gw. Makan tiap hari dan gizi harus cukup buat belajar dan menghindari sakit yang otomatis ngeluarin biaya lagi untuk obatnya. Gw udah masak nasi sendiri, tapi sayurnya ngga bisa masak sendiri, sebelumnya beli lauk dan sayur aja ke warung makan tapi lama-lama kurang hemat juga. Nah dengan blender, gw ngga mikir lagi gimana cara masak sayur dan lauknya. Masaknya juga mudah, tinggal barengin waktu masak nasi dengan rice cooker, atasnya taro sayur dan lauk. Sayur apa aja, dari sawi, kangkung, sama wortelnya. Lauknya ikan keranjang atau telur.
Setelah masak, tinggal dibagi buat makan siang dan malam. Tapi karena ndak muat blendernya, jadi makannya bisa empat kali, selisih empat jam dari makan siang. Plus garam, biar tambah rasa dikit. Ngeblender dech, ngga tau sampai berapa lama metodenya, yang akhirnya bosen juga. Ke belakangnya juga jadi ndak sering, tiga hari sekali dan padat banget. Proteinnya pasti keserap banget. Tapi jadi cepat laper juga seh :)
Salam,
Thursday, January 10, 2008
Juice nasi + sayur + lauk
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment